Doktor Geofisika dari Nagoya University Jepang Sebut Gempa Kebumen Bisa Picu Gempa Lebih Besar

[caption id="attachment_1468" align="aligncenter" width="780"]"Gempa Kebumen Bisa memiliki magnitud yang lebih besar dari gempa sebelumnya," kata Irwan yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang, | Ilustrasi: kompas.com "Gempa Kebumen Bisa memiliki magnitud yang lebih besar dari gempa sebelumnya," kata Irwan yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang, | Ilustrasi: kompas.com[/caption]

Personal BLOG | Sebagai warga Asli kelahiran Kebumen, saya ikut merasakan getaran Gempa Kebumen yang terjadi pada hari Sabtu siang tanggal 25 Januari 2014 kemarin.


Saya sendiri saat terjadi gempa sedang dirumah teman saya. Getaranya memang termasuk kenceng banget. Bahkan warga disekitar tempat saya juga menyatakan bahwa Gempa Kebumen kemarin itu adalah yang terbesar jika dibandingkan saat efect gempa Yogya 2006 yang lalu.


Korban untuk Gempa Kebumen kemarin tersebut memang tidak berimbas terlalu parah sebagaimana gempa Yogya beberapa tahun yang lalu.


Namun saya agak terkejut dan kaget ketika membaca pemberitaan di beberapa media yang mengatakan jika masyarakat harus Waspada PASCA Gempa Kebumen.


Waspada yang dimaksud yaitu terkait adanya kemungkinan Gempa susulan yang lebih besar.


Biar saya tidak salah dalam memberikan alasan dan penjelasan terkait adanya kemungkinan Gempa susulan yang lebih besar akibat Gempa Kebumen, Berikut ini saya kutipkan langsung dari kompas.com (25/1/14), penjelasan dari Irwan Meilano yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang sekaligus sebagai pakar tektonik Institut Teknologi Bandung (ITB).




Gempa bermagnitud 6,5 yang terjadi di Kebumen pada Sabtu (25/1/2014) dan dirasakan di banyak wilayah Jawa berpotensi memicu gempa yang lebih besar.


Hal tersebut dikatakan oleh pakar tektonik Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, kepada Kompas.com hari ini.


Umumnya, setelah sebuah gempa cukup besar terjadi, para pakar tektonik dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memperingatkan potensi adanya gempa susulan.


Namun, dalam kasus Gempa Kebumen kali ini, peringatannya bukan hanya gempa susulan tetapi juga gempa yang terpicu (triggerred earthquake/event).


Gempa susulan selalu memiliki magnitud lebih kecil dari gempa utama. Namun, tidak dengan gempa yang terpicu.


"Bisa memiliki magnitud yang lebih besar dari gempa sebelumnya," kata Irwan yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang, itu.


Irwan menuturkan, potensi adanya gempa terpicu terkait dengan lokasi gempa yang berdekatan dengan wilayah palung Jawa.


Gempa berpusat di wilayah 40 kilometer dari garis pantai dan pada kedalaman 88 km, di area yang disebut zona Benioff.


"Gempa yang terpicu mungkin terjadi mengingat di bagian dekat trench (palung) aktivitas kegempaannya memang sedikit," jelas Irwan.


Irwan menjelaskan, gempa yang terpicu bisa terjadi di segmen sebelah segmen gempa penyebab gempa yang terjadi pada pukul 12.14 WIB siang ini. Bisa dirasakan pula oleh wilayah yang luas.


Irwan menambahkan, "gempa yang terpicu juga bisa terjadi di kedalaman yang lebih dangkal dari siang tadi."


Sejauh ini, telah terjadi enam gempa setelah gempa utama Kebumen. Gempa terakhir terjadi pada pukul 15.39 WIB dengan magnitud 4,2.


Irwan menuturkan, enam gempa yang terjadi itu adalah gempa susulan, bukan gempa yang terpicu. Ia mengatakan, masih perlu diwaspadai kemungkinan adanya gempa yang terpicu.



Dari penjelasan dan analisa tersebut tentunya saya sebagai warga Kebumen sangat berharap, semoga semua dugaan itu tidak akan pernah terbukti. Namun sebagai warga biasa yang tidak memiliki keahlian sebagaimana mereka para ahli, tidak ada salahnya sebagai warga biasa kita tetap selalu waspada.


Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua...


Amiiiiin