Indonesia Kalah 3-0 dari Malaysia, Sia-sia Gaji Tinggi Luis Milla!

Kecewa untuk ke sekian kalinya....

Mungkin ungkapan itu mewakili apa yang dirasakan oleh para pendukung timns Garuda Indonesia U-22, saat harus menerima kekalahan telak 3-0 dari Malaysia dalam laga perdana Grup H kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2018.

Dalam pertandingan yang digelar di stadion Supachalasai National Stadium, Bangkok, pda hari Rabu [19/7/2017], Indonesia tampil dengan sangat buruk.

Bahkan Malaysia hanya membutuhkan waktu 4 menit untuk sukses mencetak gol pertamanya dan memimpin 1-0.

Saya tidak ingin membahas soal jalanya pertandingan karena terlalu menyakitkan dan mengecewakan untuk membahasnya. Namun kalau anda belum sempat menyaksikanya, tim detiksport sudah mengupas secara lengkap terkait jalanya pertandingan tersebut disini.

Di Akhir tulisan saya juga menyertakan video cuplikan gol-gol menyakitkan bagaimana Malaysia begitu mudah mencetak gol ke gawang Indonesia.

Melalui tulisan ini saya hanya ingin mengungkapkan rasa kekecewaan saya untuk ke sekian kalinya kepada sang pelatih Luis Milla.

Kekecewaan saya ini mohon jangan diartikan dan difahami jika saya tidak mencintai timnas Garuda Indonesia.

Justru karena rasa besar dukungan saya yang begitu besar inilah yang membuat saya tidak akan pernah bosan menyuarakan kritik dan masukan yang membangun agar timnas Garuda bisa semakin lebih baik kedepanya.

Tulian ini sekaligus merupakan bentuk lanjutan kekecewan saya atas penampilan buruk Luis Milla memimpin Timnas Garuda.

Saat laga melawan Myanmar beberapa saat yang alu, Timnas U-22 mengalami kekalahan telak 3-1 atas Myanmar, saat itu netizen sudah merasa kecewa dengan pemain dan juga pelatih.

Kekecewaan kita kemudian berlanjut, saat Timnas harus puas dengan ditahan imbang Persija 0-0. Saya sendiri tentunya saya sendiri ikut kecewa dengan kepemimpinan Luis Milla dan para pemain timnas U-22.

Apalagi sebagaimana kita tahu, kwalitas dan performa Persija saat itu di berbagai ajang kompetisi bisa dikatakan jauh dari kata baik.

Logika saya saat itu berfikir begini, jika melawan tim yang sedang dalam kondisi kurang baik saja tidak mampu hasilkan gol, bagaimana jika harus melawan tim yang lebih baik dari Persija?


Dan terbukti, saat meladeni Malaysia kemarin, Indonesia justru dipermalukan dengan sangat telak 3-0 tanpa balas. Benar-benar sangat menyakitkan.

Kadang aku ingin tetap berfikir positif, namun terkadang jujur saja saya jadi ragu dengan kwalitas pelatih timnas Luis Milla yang menurut saya memang terlalu menyepelekan pertandingan.

Sekedar mengingatkan, saat timnas garuda hanya puas menahan imbang 0-0 dari Persija beberapa saat lalu, saya baca komentarnya di beberapa pemberitaan, yang saya tangkap kok si Luis Milla begitu santai dan biasa-biasa saja menanggapi atas buruknya penampilan timnas U-22 saat hanya imbang 0-0 atas Persija?

Coba anda lihat komentarnya saat timnas hanya puas ditahan imbang oleh persija dengan skor 0-0, Luis Milla sat itu justru malah berkomentar dan menilai dan berkomentar begini, “Timnas Tampil Baik, Kalau Jelek Sudah Kalah 0-5″.

Menurut saya ini sangat kurang pantas untuk seorang pelatih sekelas Luis Milla, masa sih begitu komentar dan tanggapanya?

Apakah itu artinya memang target Luis Milla memang hanya “yang penting jangan sampai kalah dari Persija”, itu saja?

Saya bilang begini bukan karena saya benci timnas U-22, justru saya bilang begini karena saya peduli dan punya harapan besar atas kemajuan timnas U-22.

Jujur saja, awalnya saya ikut senang dan bangga saat PSSI akhirnya mendatangkan pelatih ternama sekelas Luis Milla untuk melatih timnas Garuda. Apalagi saat itu media begitu mengagung-agungkan nama Luis Milla, lengkap dengan pujian pengalaman Milla.

Bahkan saat mendengar pemberian gaji untuk Luis Milla hingga tiga kali lipat dari gaji Riedl, awalnya saya tidak mempermasalahkan karena wajar ketika melihat kwalitas dan pengalaman Luis Milla.

Namun berjalanya waktu, satu persatu kekecewaan saya benar-benar tak bisa saya sembunyikan lagi sehingga saya sudah beebrapa kali menyampaikan ini melalui tulisan saya di blog ini.

Kekecewaan sya dan fans pendukung timnas garuda tersebut tentu bukan tanpa alasan, melainkan karena kita tahu bahwa biaya untuk mendatangkan Luis Milla melatih Timnas Garuda tidaklah murah.

Sebagaimana kita sudah tahu, gaji Luis Milla disebut-sebut mencapai tiga kalilipat dari gaji Riedl. Dengan adanya pemberian gaji besar untuk Luis Milla tersebut, tentunya publik memiliki harapan yang besar tiga kalilipat kepada Luis Milla, sebanding dengan gaji yang Luis Milla terima.

Jika Luis Milla sudah mendapatkan HAK gaji yang tinggi yang sudah diterima oleh Luis Milla, maka wajar saja saat melakukan KEWAJIBANYA sebagai pelatih tidak memberikan hasil memuaskan, maka saya dan juga publik memberikan suara kekecewaan terhadap Luis Milla.

Jangankan kok sudah diberikan gaji yang tinggi, saya pikir semua sepakat jika melihat tim yang dibela kalah, apapun alasanya, tetap saja pasti akan dapatkan kritik dan kecaman. Apalagi sudah diberikan gaji tinggi dengan berlipat-lipat dari pelatih sebelumnya, tapi kemudian kalah, otomatis kritiknya jauh lebih “kejam”.


Namun saya sadar, bagaimanapun saya dan para pendukung timnas Garuda kecewa atas buruknya penampilan timnas, saya tetap harus teta bangga dan memberikan dukungan kepada timnas Garuda agar bisa bangkit dan terus perbaiki lagi.

Saya berharap saat laga-laga penting berikutnya dalam ajang kualifikasi Piala Asia U-23 2018 , Luis Milla dan pemain Timnas Garuda tidak boleh menyerah dan putus asa.

Selalu jadikan kritik dan masukan selama itu memang demi kebaikan, lakukan terus perbaikan dan perbaikan agar timnas Garuda bisa tampil lebih baik dalam ajang  kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2018, dan juga laga-laga berikutnya!