Mengharukan! Kisah Febri, Anak SD yang Rela Jadi Kuli Pemecah Batu Demi Ibunya

Mengharukan! Kisah Febri, Anak SD yang Rela Jadi Kuli Pemecah Batu Demi Ibunya.


Personal BLOG | Saat anak kecil sedang asyik bermain, Febri justru sedang sibuk bekerja karena menjadi tulang punggung ibunya yang hanya penggembala kambing.

Padahal pada umumnya anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar akan sangat suka bermain bersama teman-temannya seusai sekolah.

Namun, Febri, salah satu siswa sekolah dasar yang masih duduk di bangku kelas 6 di Desa Sambirejo Yogyakarta ini justru harus bekerja keras untuk membantu ibunya. Bocah 12 tahun ini pernah menjadi penambang batu gamping selama kurang lebih 1 tahun di kawasan Tebing Breksi.

Meski masih belasan tahun, Febri rela melakoni pekerjaan yang terbilang berat ini. Hebatnya lagi, pekerjaan itu tak membuat kegiatan belajar Febri di sekolah jadi terbengkalai.

"Dulu saya nambang tiap sore habis sekolah, sama hari Minggu bantuin Pak Tuo sekitar 1 tahun. Tapi sekarang sudah jarang soalnya saya nggak punya lahan," kata Febri sebagaimana saya kutip dari brilio.net.

Febri melakukan pekerjaan tersebut semata-mata karena dia hanya ingin membantu kerabatnya. Namun faktanya dia mengaku malah tidak mendapatkan uang dari pekerjaan tersebut.

Dia juga bercerita bahwa harus membuat sendiri peralatan tambangnya, mulai dari mencari besi yang tak terpakai, sampai membawanya pada pandai besi untuk dihaluskan agar bisa digunakan. Sebabnya, peralatannya berasal dari besi bekas. Tiap bulannya pun Febri harus selalu memperbaruinya agar tetap bisa digunakan dengan baik.

Pekerjaan menambang pun sebenarnya bukan hal yang mudah untuk dia lakukan. Tak jarang kaki Febri tidak sengaja terkena besi yang dia gunakan untuk menghancurkan batu gamping. Dan semua itu dia lakukan dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan. Karena dia sudah tidak bisa lagi melakukan pekerjaan menambang batu gamping, saat ini dia berinisiatif untuk menjadi penjual minuman saja kemasan di lokasi penambangan.

"Jualan ini inisiatif saya sendiri, bukan disuruh ibu. Barangnya saya beli di warung, terus saya jual lagi ambil untung sedikit-sedikit. Untungnya sih, palingan Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Lumayan buat saya tabung buat bantu ibu juga," ujarnya.

Febri sendiri adalah anak tunggal yang saat ini hanya hidup berdua dengan Ibunya yang berprofesi sebagai penggembala. Sementara ayahnya sendiri sudah meninggal. Sembari menunggui dagangannya, dia biasanya ditemani dan dibantu oleh teman-teman sekolahnya yang juga tinggal di daerah tersebut.

Dari semua anak yang bermain di daerah pertambangan itu, memang hanya Febri yang pernah melakukan pekerjaan penambang dan juga berjualan karena memang dia benar-benar ingin membantu meringankan beban sang ibu.

Untuk anda yang sudah sempat membaca tulisan ini, mohon keikhlasanya untuk menyempatkan mengirimkan doa dengan rasa tulus anda, semoga anak-anak seperti Febri ini yang saya yakin masih banyak di negeri ini bisa meraih kebahagiaan dan meraih kesuksesanya. Amiiiiiiiiin. Silahkan dibagikan untuk berbagi inspirasi, semoga bermanfaat.