Dollar Capai Rp 14 Ribu, Inilah Dampaknya untuk Barang Kelas Menengah ke Bawah

Dollar Capai Rp 14 Ribu, Inilah Dampaknya untuk Barang Kelas Menengah ke Bawah.


Personal BLOG | Saat ini nilai rupiah memang masih terpuruk, masyarakat di jejaring sosial juga ramai membicarakanya. Diantara mereka ada yang menyalahkan pemerintah, ada yang mendukung pemerintah, ada juga yang membuat gambar-gambar meem lucu terkait kenaikan dollar.

Namun kemudian ada pertanyaat sederhana yang muncul, Emangnya anda termasuk masyarakat yang terkena dampak atas naiknya nilai dollar terhadap rupiah?

Saya sendiri mencoba cari tahu atas kondisi ini, sejauh mana sih pengaruhnya ketika dollar naik hingga diangka Rp 14 ribu per dollar?

Akhirnya ada sebuah tulisan yang sepertinya mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Saya kutip dari detikFinance [25/8/15], dimana dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa terkait dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat menembus Rp 14.000, bagi sebagian orang merupakan kabar yang kurang baik, terutama bagi investor atau kalangan menengah atas.

Namun, apa kondisi itu berdampak pada produk-produk kelas menengah ke bawah?

Naiknya dolar biasanya diikuti oleh naiknya produk-produk impor. Namun dari penelusuran detikFinance di salah satu mal kelas menegah ke bawah ITC Ambassador, Jakarta, kondisi tersebut nampaknya tak terjadi.

"Nggak ada pengaruhnya untuk kita. Kita harga tetap, nggak naik. Mungkin untuk menengah ke atas iya bisa pengaruh. Tapi bagi kita tidak ada," tutur Usha, salah satu pedagang kain dan garmen di ITC Ambassador, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Barang-barang yang didapat Usha adalah barang impor, dari China, India dan negara lainnya yang didistribusikan melalui importir. Meski begitu, dia mengaku tak ada kenaikan harga dari importir.

"Kalau mereka harga naik, kita nggak mau beli. Jadi memang harganya tetap, nggak ada pengaruh dari sana," katanya.

Usha mengaku daya beli masyarakat tengah turun, namun menurutnya itu pun bukan serta-merta pengaruh dari menguatnya nilai tukar dolar.

"Itu bukan karena dolar. Daya beli menurun karena memang banyak keperluan lain konsumen," katanya.

Setali tiga uang dengan Usha. Rosi, penjual baju di salah satu toko di Ambassador mengaku tak tahu menahu dengan pengaruh menguatnya dolar.

"Belum ada pengaruhnya, ya. Semua masih sama saja, cuma memang agak sepi saja beberapa hari ini,"tutur Rosi.

Begitu juga dengan produk elektronik seperti ponsel. Anwar, salah satu penjual ponsel di mal yang sama menuturkan, dampaknya menguatnya rupiah belum begitu terasa terhadap penjualan ponsel di tokonya.

"Nggak ada (pengaruh), kalau menurut saya ya. Karena pada dasarnya harga ponsel itu terus menurun. Misalnya ponsel bulan kemarin harganya Rp 11 juta, sekarang saya jual Rp 10 juta. Jadi menurut saya tidak ada pengaruhnya ke kenaikan harga," katanya.

Nah, dari penjelasan diatas, sebenarnya bisa diambil kesimpulan bahwa sebenarnya untuk produk-produk dan barang kelas menengah ke bawah tidak berdampak dengan kenaikan nilai dollar atas rupiah hingga mencapai Rp 14 ribu. Walaupun demikian, tetap saja akan lebih baik lagi jika nilai rupiah bisa lebih baik lagi dari sekarang.