Trend Jual Rumah sekaligus Cari Jodoh, Wajar atau Aneh?

Trend Jual Rumah sekaligus Cari Jodoh, Wajar atau Aneh?


Inilah Indonesia, apapun yang sudah muncul di media, maka akan dengan cepat menjadi trending dan pusat perhatian siapapun. Demikian juga halnya terkait dengan adanya trend jual rumah sekaligus cari pasangan [suami].


Jika sebelumnya muncul kabar terkait dengan adanya seorang wanita bernama Wina di Yogyakarta yang menjual rumah sekaligus mencari Suami, kini datang lagi kabar yang sama, Indira Astarisa di Malang yang ingin menjual rumahnya sekaligus juga mencari suami.


Entah kebetulan, ikut-ikutan atau bagaimana, namun yang jelas peristiwa keduanya ini menjadi perbincangan dan pemberitaan di media sekaligus di jejaring sosial media.


Dari peristiwa ini, munkin saja nanti akan ada lagi cerita yang sama, ya, jual rumah sekaligus cari suami. Atau mungkin dengan berbagai variasi cara yang lain mungkin saja bisa terjadi.


Namun terkadang dari cerita yang seperti itu, muncul sebuah pertanyaan dalam benak saya begini, "Kalau misalnya dia jual rumah, kenapa harus ada embel-embel sekaligus cari Suami?


Apakah ini cara baru agar rumahnya cepat laku?


Terlebih ketika cara jual rumah dengan sekaligus berharap cari suami, cara tersebut ternyata memang jadi pusat perhatian sekaligus jadi bahan pemberitaan di berbagai media.


Dengan cara itu pula secara otomatis banyak orang tahu jika orang tersebut sedang ingin menjual rumahnya.


Bahkan pada peristiwa yang terakhir yang dilakukan oleh Indira Astarisa di Malang, karena banyaknya pemberitaan terkait rencana dirinya menjual rumah sekaligus mencari suami, sampai-sampai dari Singapura pun ikut merespond niat dirinya untuk menjual rumah dan cari suami.


Saya harap yang seprti ini tidak ditiru oleh orang lain, karena sebenarnya dengan cara tersebut dikhawatirkan justru akan membuat citra buruk dari pihak perempuan yang jual rumah tersebut.


Citra buruk yang dimaksud tentunya terkait imaje si perempuan yang terkesan bahwa laki-laki yang akan dijadikanya suami harus mampu beli rumahnya. Jika seperti itu dikhawatirkan juga stigma orang terhadapnya akan menilai jika dirinya itu terkesan "matre/mata duitan", padahal mungkin saja tujuan menjual rumah itu sebenarnya karena memang sedang membutuhkan uang yang sangat penting sehingga harus jual rumah.


Namun hanya karena caranya saja yang dianggap aneh dan tidak wajar, akhirnya dikhawatirkan itu akan merugikan dirinya sendiri.


Tapi kalau memang itu dianggap wajar dan biasa, ya silahkan saja yang lain menirunya, toh resikonya juga mereka sendiri yang menanggungnya.