Utang Negara Ditanggung Rakyat, Pejabat & Wakil Rakyat hanya Penikmat?

5a28ceb655769fed8a06eadbd2d9a64b_utang-negara




Sebesar apapun Utang Indonesia dan Semiskin apapun Rakyat Indonesia, Pejabat Negara dan Wakil Rakyatnya tetap Mendapatkan Gaji Tinggi Lengkap dengan fasilitas dan Tunjangan Mewah lainya. Jika Perlu Nambah LAGI ISTRInya?.



Saya pernah membaca sebuah buku tapi mohon maaf saya lupa judulnya. Yang saya sangat ingat dalam buku tersebut ada mengutip sebuah pernyataan dari Herbert Hoover seorang Presiden Amerika Serikat di era 1929-1933.


Bunyi dari kutipan tersebut berbunyi "Berbahagialah generasi muda, karena merekalah yang akan mewarisi hutang bangsa." | Herbert Hoover.


Sebuah ungkapan atau mungkin bermakna sindiran atau bisa juga bermakna ucapan sanjungan dari seorang Presiden yang memang sudah tahu bahwa setiap negara di seluruh dunia pasti punya hutang.


Dan dalam pernyataan tersebut, mungkin Herbert Hoover sangat menyadari jika generasi muda diseluruh penjuru dunia di masing-masing negaranyalah yang akan mewarisi hutang-hutang negaranya tersebut.


Karena pada kenyataanya belum ada dan mungkin tidak akan pernah ada Presiden dari negara manapun yang tidak memiliki hutang Luar Negeri atas nama negara selain dari 2 Negara yaitu Libya dan Korea Utara.


Khusus untuk Libya, dinyatakan tidak memiliki hutang Luar Negeri sama sekali yaitu saat kepemimpinan Khadafi. Begitu Khadafi lengser dan terbunuh, maka negara tersebut langsung melakukan banyak pinjaman hutang.


Terkait dengan pernyataan Herbert Hoover tersebut, maka disini saya mungkin sedikit berfikir bahwa anak-anak muda di seluruh negara sebagaimana dinyatakan Herbert Hoover memang harus menanggung hutang negara dari pemimpin-pemimpin sebelumnya.


Terkadang jika kita bicara hutang negara, memang akan selalu ada beberapa persepsi. Sebagian orang memiliki persepsi bahwa Negara sekaya seperti Indonesia, tidak seharusnya memiliki hutang Luar Negeri begitu besar jika para pemimpin dan pihak terkait bisa mengelola kekayaan alam Indonesia dengan sebaik-baiknya.


Namun ada juga yang memiliki pendapat bahwa tidak mungkin jika Indonesia bisa maju dan berkembang tanpa berhutang ke luar negeri dengan berbagai alasan dan analisa yang menguatkan pendapatnya.


Ketika kita sadar atas kondisi tersebut, maka sebagai seorang anak muda, saya sendiri juga mengalami kebingungan tentang posisi saya sebagai anak muda.


Sebagai generasi muda yang merupakan salah satu generasi yang disebut oleh Herbert Hoover, yang mengatakan jika generasi mudalah yang mewarisi hutang negara, maka itu semua memang benar adanya.


Kebenaran dari ucapan Herbert Hoover tersebut memang hingga detik ini saya rasakan sendiri. Bukan hanya saya secara pribadi tapi seluruh pemuda, bahkan tidak hanya generasi muda saja melainkan dari bayi yang masih dalam kandungan, anak-anak, pemuda, orang tua, dan semua warga negara Indonesia sudah ikut menanggung dan mewarisi hutang negara.


Pada tulisan artikel saya terdahulu yang sudah mendapat 139 komentar berjudul Utang Indonesia, Koruptor, dan Kekayaan Alam yang Terus Berkurang saya sebutkan jika total hutang negara hingga September 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.273,76 triliun.


Jumlah hutang negara tersebutlah yang ikut kita tanggung semuanya. Itu kenapa jangan heran jika pajak apapun itu, disetiap tahunya akan cenderung selalu naik.


Karena dari pajak-pajak tersebutlah kita sebagai rakyat Indonesia harus ikut menanggung hutang negara tersebut.


Dan saya juga jadi berfikir bahwa sebenarnya selama ini yang menanggung hutang-hutang negara tersebut dari masa ke masa hanyalah rakyat saja, sedangkan untuk para pejabat dan wakil rakyat tidak pernah ikut membayar hutang negara tersebut?


Jika anda masih bingung dengan pernyataan saya, sekarang saya jelaskan begini;


Utang Negara itu dibayar dan dicicil tentunya paling besar dari uang pajak. Dan tahukah anda bahwa pajak tertinggi hampir semuanya dari rakyat. Itu berarti memang paling banyak pihak yang ikut bayar utang negara adalah rakyat.


Sampai sini kemudian muncul pertanyaan, apakah pejabat negara dan wakil rakyat ikut menanggung dan bayar utang negara?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika menurut pengamatan saya, Justru pejabat negara dan para wakil rakyat itu tidak terlibat menanggung dan membayar hutang negara karena Justru pejabat negara dan wakil rakyat itu MENIKMATI SEPENUHNYA semua utang negara dan fasilitar negara yang mereka dapat dari UANG RAKYAT yang dibayarkan melalui PAJAK??.


Memang rakyat juga ikut menikmati dari adanya utang negara tersebut melalui adanya pembangunan jalan, fasilitas umu, dan lain-lainya. Namun hal itu wajar karena toh rakyat juga yang menanggung dan mengembalikan hutang negara tersebut.



Tapi hal itupun tidak semua rakyat ikut menikmati hutang negara tersebut. Hal itu bisa dibuktikan masih saja ada orang miskin yang harus meninggal karena tidak mampu bayar ke rumah sakit. Bahkan di daerah tidak sedikit yang mereka harus mati karena alasan gizi buruk. Kondisi yang sangat memprihatinkan.

Tapi berbeda dengan wakil rakyat dan pejabat negara, mereka begitu berbahagia dan sangat sempurna menikmati semua fasilitas negara yang didapat dari pajak uang rakyat.



Rumah mewah, mobil mewah, gaji begitu tinggi dan lengkap dengan tunjangan yang berlimpah ruah. Bahkan tidak sedikit wakil rakyat dan pejabat negara yang sampai memiliki istri lebih dari satu bahkan ada yang sampai punya 3 Istri. Sudah begitu mewahnya, yang paling membuat rakyat marah adalah ketika mereka masih saja KORUPSI!.

Sungguh sempurna hidup mereka dalam menikmati fasilitas negara. Mereka sampai lupa jika semua yang mereka nikmati itu adalah uang dari rakyat yang disetorkan rutin dari pajak.


Mungkin saja untuk mereka pejabat negara dan wakil rakyat akan mengatakan jika mereka juga ikut bayar pajak.


Pendapat tersebut mungkin saya fahami ketika mereka pejabat negara atau wakil rakyat yang sebelumnya pernah jadi pengusaha.


Maksud saya begini, Jika diantara wakil rakyat dan pejabat negara sebelum memegang jabatanya seperti sekarang ini adalah pengusaha, maka wajar jika mereka sebagai pengusaha disebut sebagai pihak yang ikut membayar utang negara melalui pajak yang mereka bayar selama jadi pengusaha.



Tapi ketika dalam posisinya dia sebagai wakil rakyat dan pejabat negara, maka sebenarnya mereka tidak ikut terlibat dalam membayar utang rakyat. Jika mereka mengatakan ikut bayar utang negara karena ikut bayar pajak saat mereka bayar pajak mobil, pajak motor, dan yang lainya, pertanyaan saya sekarang adalah, Darimana semua uang dia? Bukankah gaji dia semua juga dari rakyat? sehingga ujung-ujungnya itu uang rakyat juga bukan?

Hanya sebuah tulisan yang semoga saja bisa menyadarkan dan memberi gambaran kepada para pejabat negara dan wakil rakyat supaya anda itu harus tahu dan ingat jika hidup anda selama ini hidup dari uang rakyat.



Jadi bekerjalah dengan sungguh-sungguh karena rakyat dan jangan sombong apalagi bergaya hidup terlalu mewah karena di pelosok negeri masih banyak yang hidup susah payah.