Kisah Si Penjual Burger




[caption id="attachment_1824" align="alignright" width="216" caption="ilustrasi || resepkomplit.com"]ilustrasi || resepkomplit.com[/caption]

Seorang penjual Burger sedang melayani 2 pembeli yang sepertinya sepasang kekasih. Sambil menunggu si penjual burger menyajikan menu burger special pesananya, sepasang kekasih tersebut begitu mesra dalam setiap obrolan dan senyum bahagia mereka.

Sesekali sambil menyiapkan burger pesanan sepasang kekasih tersebut sang penjual burger sesekali melirik kemesraan dan kebahagiaan sepasang kekasih tersebut. Dalam hati kecil sang penjual burger tersirat sebuah Do'a, "Seandainya saja saya punya banyak duit mungkin saja saat ini saya tidak sedang menjadi penjual burger kaki lima melainkan sedang asyik berduaan dengan pacar saya".


Namun secara tiba-tiba... hati kecil sang penjual burger berbisik "tidak perlu iri dengan kehidupan mereka, bersyukurlah atas nikmat Tuhan maka yakinlah pada saatnya nanti dirimu akan merasakan kebahagiaan yang sama bahkan lebih".


Mengikuti nasihat terakhir yang datang dari dalam dirinya sendiri, sang penjual Burger menjadi lebih tenang dan semakin yakin bahwa Tuhan memberikan kebaikan pada setiap umatnya. Rasa syukur sang penjual burger semakin bertambah karena diberikan oleh Tuhan kesempatan untuk bisa merasakan kondisi sulit.


Toh semakmur dan sebahagia apapun seseorang akan tetap saja akan terus mengeluh dan mengeluh jika dalam dirinya tidak pernah berucap rasa syukur. Namun banyak kisah orang yang hidup dalam kesederhanaan tapi bisa selalu berucap syukur atas setiap nikmat Tuhan, sesungguhnya mereka sudah menikmati kebahagiaan yang hakiki.


Sang penjual burger sebenarnya seorang yang usianya saat itu masih sekitar 23 tahun. Namun karena garis Tuhan memberikan tanggungjawab kepadanya untuk membiayai hidup kedua orang tuanya di kampung, maka si penjual Burger harus bekerja apapun (selama halal) untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya dan kuliah serta bayar kost dan biaya hidup lainya.


Sambil jualan burger biasanya saat jualan sepi si penjual burger juga ikut kerja menjadi tukang parkir yang kebetulan berdekatan dengan gerobak burger. Jika pagi hari biasanya sesekali masuk kuliah akan tetapi lebih sering mencari tambahan pendapatan dengan bekerja jualan di kereta atau ikut berjualan di bazar-bazar yang sering diadakan di wilayah Yogyakarta.


Bersyukur sekali karena saat ini si penjual Burger sudah menemukan calon istri yang sangat di cintainya :-)