Menggugat Pendidikan di Indonesia, Mungkinkah ?


Saya pikir sudah terlalu banyak orang berwacana atas musibah bencana merapi dan mentawai yang saat ini masih melanda, Tapi ENDING dari itu adalah berkepedulian kita untuk berbagi dengan mereka. Contoh sederhana adalah seperti yang dilakukan teman-teman blogger melalui GERAKAN BERBAGI Untuk Korban Merapi dan Mentawai. Mari berbagi dengan mereka.


Selanjutnya disini saya ingin berbicara terkait problem pendidikan di Indonesia khususnya di perguruan tinggi.


Jika anda saat ini adalah seorang mahasasiswa, coba sekali-kali baca visi dan misi dari kampus tempat anda belajar sekarang. Saya pastikan semuanya memiliki visi dan misi yang teramat sangat menjanjikan dan hampir tanpa celah nilai negatif_pun dalam setiap kata didalamnya. Namun pertanyaan selanjutnya adalah, apakah pihak kampus tersebut pernah menguji dan membuktikan bahwa setiap mahasiswa yang sudah mengikuti sesuai sistem yang mereka terapkan setelah lulus dari kampus tersebut memiliki prestasi seperti kata-kata indah dalam Visi dan Misi mereka tersebut ?


Saya berharap jika anda ingin menjawab atas pertanyaan diatas, mohon berikan data dan bukti atas pernyataan anda. Dalam tulisan ini saya juga ingin menyampaikan beberapa fakta dan data untuk menjawab atas pertanyaan diatas.


Pertama, Sebagus dan seindah apapun sebuah visi dan misi dari sebuah lembaga pendidikan di Universitas kebanyakan (sebatas pengetahuan dan pengamatan saya), tidak ada atau jikapun ada sangatlah minim universitas atau lembaga perguruan tinggi yang berani menjamin setelah mahasiswa mereka lulus akan dijamin pekerjaan atau SDM mereka karena beberapa kampus dalam visi mereka menjanjikan hal itu.


Di Indonesia sendiri, dari ribuan perguruan tinggi, yang berani menjamin akan hal itu (pekerjaan) tidak lebih dari 5 Universitas yaitu STAN, STPDN, dan STIS dan mungkin beberapa yang lain (Sepengetahuan saya/mohon diberikan data tambahan jika ada yg lain). Itupun ada isu yang menyatakan bahwa kemungkinan kedepan itu tidak diberlakukan lagi dengan berbagai pertimbangan.




Kedua, Biasanya jika ada mahasiswa yang sukses setelah lulus dari kampus tersebut, maka pihak kampus mungkin akan berusaha "mati-matian" mengklaim bahwa mahasiswa tersebut adalah lulusan dari kampus mereka, bahkan mungkin menjadikan mereka sebagai "bintang iklan" atau promosi kampus mereka. Padahal belum tentu kesuksesan yang didapat oleh lulusan tersebut adalah berasal dari keilmuwan yang diajarkan oleh kampus.


Namun sebaliknya, Jika anda lulus kemudian tidak memiliki prestasi atau misal hal buruknya setelah anda lulus anda hanya menjadi seorang PENGANGGURAN BERINTELEKTUAL, maka mungkin saja pihak kampus tidak akan mengenal anda sebagai lulusan dari kampus mereka.



Sebenarnya teramat sangat banyak fakta dilapangan terkait problem-problem pendidikan di negeri ini yang sebenarnya memang perlu dirubah secara besar-besaran dari segi sistem pendidikan, kurikulum, SDM Dosen, Pemanfaatan TIK yang seringkali hanya dijadikan "HIASAN" tanpa pernah dimanfaatkan secara maksimal, dan masih banyak lagi persoalan yang lain.



Saya SADAR betul bahwa apa yang saya katakan diatas adalah tidak mencerminkan SEMUA PERGURUAN TINGGI di Indonesia seperti itu. Tapi saya akan lebih mudah menemukan informasi terkait buruknya sistem pendidikan di Indonesia daripada menemukan Prestasi dari dunia pendidikan di Indonesia.

Tapi apa yang saya lihat dan rasakan dilapangan memang lebih sering melihat seperti itu. Coba sekali-kali pihak lembaga kampus membuat data penelitian misalnya setelah lulus dari kuliah, Berapa persen lulusan dari kampus mereka yang langsung kerja, dan yang menganggur ??? Dari yang bekerja, Berapa Persentase mereka yang bekerja sesuai dengan jurusan dan bidang mereka ? karena menurut saya jika seseorang lulusan perkuliahan bekerja tidak sesuai bidang jurusan perkuliahan mereka, maka menurutku itu sudah menjadi bukti kegagalan kampus tersebut. Apalagi yang menganggur ?



Silahkan baca tulisan yang mungkin terkait dibawah ini :